Kamis, 05 November 2015

KATEKESE SEKOLAH MENENGAH : CIRI-CIRI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS



KATEKESE SEKOLAH MENENGAH

CIRI-CIRI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS


v  Pengantar
Secara psikologi masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

v  Ciri-Ciri Perkembangan Psikologi Remaja
  1. Perubahan minat dan pola prilaku
  2. Bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan(bercabang dua bertentangan)
  3. Mencari identitas diri
  4. Timbul ketakutan
  5. Tidak realistis
  6. Menjadi gelisah
  7. Perubahan emosi

v  Ciri-Ciri Perkembangan Psikologi Remaja
1.      Perubahan minat dan pola prilaku
      Apa yang dianggap penting pada masa kanak-kanak sekarang tidak dianggap penting.
      Misal: remaja tidak lagi menganggap bahwa banyaknya  teman merupakan petunjuk popularitas yang penting daripada sifat-sifat yang di kagumi dan di hargai oleh teman-   teman sebaya.mereka sudah mengerti bahwa kualitas lebih penting dari pada kuantitas
2.      Bersifat Ambivalen terhadap setiap perubahan
      Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut ( kebebasan tanpa harus bertanggung jawab )
3.      Mencari identitas diri
      Yang di cari adalah usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat?
      Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa?
      Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami/istri atau ayah/ibu?
      Apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya?
      Secara keseluruhan apakah ia akan berhasil atau akan gagal?
      Remaja menarik perhatian pada diri agar dipandang sebagai individu, namun pada saat yang sama ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya
4.      Timbul ketakutan
      Karena adanya anggapan bahwa mereka tidak dapat dipercaya, cenderung merusak dan berperilaku merusak, tidak rapi, kurang bertanggung jawab.
5.      Tidak realistis
      Cita-cita yang tidak realistis ( terlalu tinggi ) yang menyebabkan tingginya emosi.
      Ia akan sakit hati, kecewa dan marah kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
6.      Menjadi gelisah
·         Mereka menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip yang lama dan untuk memberi kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa
      Mereka mulai memusatkan diri pada prilaku yang di hubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks.
7.      Perubahan emosi
      Mereka tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan gerakan amarah yang meledak-ledak melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara atau dengan suara keras mengkritik orang-orang menyebabkan amarah.
      Iri hati terhadap orang yang memiliki benda lebih banyak/bagus.
      Ia tidak mengeluh dan menyesali diri seperti yang dilakukan anak-anak.
8.      Kematangan emosi (dialami diakhir masa remaja)
·         Menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum beraksi secara emosional, tidak lagi beraksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang.
9.      Kuatnya pengaruh kelompok sebaya
      Mereka lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok.
      Tidak betah di rumah dan lebih nyaman berkumpul bersama teman-temannya dan akan mengikuti semua yang dilakukan oleh anggota kelompoknya tanpa memperdulikan perasaannya sendiri. Misal: minum alkohol, obat-obatan terlarang atau merokok.
      Ia merasa diterima dan merasa sejajar dengan teman-temannya dan tempat bergantung.
      Mereka memperoleh dukungan untuk memperjuangkan emansipasi dan disitu pulalah mereka dapat menemukan dunia yang memungkinkannya bertindak sebagai pemimpin apabila ia mampu melakukannya.
      Kelompok sebaya merupakan hiburan baginya.
10.  Pertentangan atau pemberontakan
      Pada umumnya ada pertentangan antara kemauan dirinya dan orang tuanya yang mengakibatkan dirinya ingin bebas dari tekanan atau aturan-aturan orang tua, ingin mandiri namun tetap tergantung pada orang tua karena belum berpenghasilan.
      Moralitas gereja katolik dianggap kolot.
11.  Sering berfantasi atau berkhayal
      Berfantasi atau berkhayal merupakan akibat dari rasa tidak puas  atas situasi keluarga dan lingkungan, yang bersifat positif maupun negatif. Misalnya: khayalan yang bersifat positif dapat muncul ide-ide baru; khayalan yang bersifat negatif memunculkan tindakan tindak kekerasan
      Mereka sering berhayal untuk mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh idolanya.
12.  Sikap masih labil
      Mereka belum punya prinsip atau pendirian yang kuat, masih suka ikut - ikutan teman.
13.  Perubahan konsep moral
      Ingin membentuk kode moral sendiri berdasarkan konsep tentang benar dan salah yang telah diubah dan diperbaikinya agar sesuai dengan tingkat perkembangan yang lebih matang dan yang telah di lengkapi dengan hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang dipelajari dari orangtua dan gurunya.
14.  Memiliki potensi yang besar atau bakat
      Mereka memandang kehidupan penuh dengan kaca mata idealisme.
      Cita-cita mereka yang murni merupakan potensi yang besar.

v  Problem yang mereka alami
1.      Masalah dari diri sendiri
      Bersekolah di sekolah yang bukan sekolah pilihannya yang mengakibatkan mereka suka mbolos ( tidak menyukai sekolahnya sendiri )
      Takut gagal dan ditolak
      Malas kerjakan tugas
      Tidak bisa menerima diri sendiri
      Sering mengalami frustasi
2.      Masalah dalam lingkungan masyarakat
  • ·   Pergaulan lingkungan yg kurang sehat 
  • Merasa tidak diterima atau di hargai di lingkungan atau masyarakat
  • ·         Anggapan masyarakat yang negatif terhadap mereka

3.      Masalah dalam keluarga
·         Orang tua sibuk sendiri sehingga kurang perhatian dan kasih sayang.
·         Keluarga yang broken home.
·         Status keluarga atau pengakuan dari keluarga kurang (untuk anak angkat atau anak tiri)
·         Anak tidak kerasan/tidak betah di rumah
·         Anak mencari kesenangan sendiri
·         Sering mencari jalan pintas
·         Kesenjangan generasi
·         Ingin lepas bebas tetapi masih tergantung kepada orang tua(hal pendidikan, kebutuhan hidup)
·         Orang tua selalu bersikap otoriter
·         Pertentangan antara anak dan orang tua sehingga terjadi jarak dan menghalangi mereka untuk meminta bantuan orang tua untuk mengatasi masalah ( orang tua merasa diri sebagai orang yang tua/berpengalaman bukan sebagai sahabat mendengarkan pendapat anak )

4.      Masalah terhadap minat dan perilaku seksualitas
      Mudahnya memperoleh alat-alat kontrasepsi dan legalisasi pengguguran.
      Banyak remaja berkencan dan mempunyai pasangan tetap lebih awal sehingga mereka terlibat dalam keakraban seksual pada usia yang lebih muda dan bersenggama sudah biasa bagi mereka yang mempunyai pasangan yang tetap.
      Hubungan seks sebelum menikah dianggap “benar” apabila orang-orang yang terlibat saling mencintai dan terikat( seks bebas ).
      Pendapat laki-laki sekarang ini bahwa Keperawan bukanlah masalah yang penting dalam pernikahan.
      Orang tua seringkali menganggap tabu pembicaraan tentang seks sedangkan anak masanya mengetahui dan merasa berhak tahu.

1 komentar: