KATEKESE
SEKOLAH MENENGAH
CIRI-CIRI
PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS
v Pengantar
Secara
psikologi masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
v Ciri-Ciri Perkembangan Psikologi Remaja
- Perubahan minat dan pola prilaku
- Bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan(bercabang dua bertentangan)
- Mencari identitas diri
- Timbul ketakutan
- Tidak realistis
- Menjadi gelisah
- Perubahan emosi
v Ciri-Ciri Perkembangan Psikologi Remaja
1. Perubahan minat dan pola prilaku
• Apa
yang dianggap penting pada masa kanak-kanak sekarang tidak dianggap penting.
Misal:
remaja tidak lagi menganggap bahwa banyaknya teman
merupakan petunjuk popularitas yang penting daripada sifat-sifat yang di kagumi
dan di hargai oleh teman- teman sebaya.mereka sudah mengerti bahwa kualitas
lebih penting dari pada kuantitas
2. Bersifat Ambivalen terhadap setiap
perubahan
• Mereka
menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung
jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi
tanggung jawab tersebut ( kebebasan tanpa harus bertanggung jawab )
3. Mencari identitas diri
• Yang
di cari adalah usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam
masyarakat?
• Apakah
ia seorang anak atau seorang dewasa?
• Apakah
nantinya ia dapat menjadi seorang suami/istri atau ayah/ibu?
• Apakah
ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya
membuat beberapa orang merendahkannya?
• Secara
keseluruhan apakah ia akan berhasil atau akan gagal?
• Remaja
menarik perhatian pada diri agar dipandang sebagai individu, namun pada saat
yang sama ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya
4. Timbul ketakutan
• Karena
adanya anggapan bahwa mereka tidak dapat dipercaya, cenderung merusak dan
berperilaku merusak, tidak rapi, kurang bertanggung jawab.
5. Tidak realistis
• Cita-cita
yang tidak realistis ( terlalu tinggi ) yang menyebabkan tingginya emosi.
• Ia
akan sakit hati, kecewa dan marah kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang
ditetapkannya sendiri.
6. Menjadi gelisah
·
Mereka menjadi gelisah untuk
meninggalkan stereotip yang lama dan untuk memberi kesan bahwa mereka sudah
hampir dewasa
• Mereka
mulai memusatkan diri pada prilaku yang di hubungkan dengan status dewasa yaitu
merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam
perbuatan seks.
7. Perubahan emosi
• Mereka
tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan gerakan amarah yang meledak-ledak
melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara atau dengan suara keras
mengkritik orang-orang menyebabkan amarah.
• Iri
hati terhadap orang yang memiliki benda lebih banyak/bagus.
• Ia
tidak mengeluh dan menyesali diri seperti yang dilakukan anak-anak.
8. Kematangan emosi (dialami diakhir masa
remaja)
·
Menilai situasi secara kritis terlebih
dahulu sebelum beraksi secara emosional, tidak lagi beraksi tanpa berpikir
sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang.
9. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya
• Mereka
lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai
kelompok.
• Tidak
betah di rumah dan lebih nyaman berkumpul bersama teman-temannya dan akan
mengikuti semua yang dilakukan oleh anggota kelompoknya tanpa memperdulikan
perasaannya sendiri. Misal: minum alkohol, obat-obatan terlarang atau merokok.
• Ia
merasa diterima dan merasa sejajar dengan teman-temannya dan tempat bergantung.
• Mereka
memperoleh dukungan untuk memperjuangkan emansipasi dan disitu pulalah mereka dapat
menemukan dunia yang memungkinkannya bertindak sebagai pemimpin apabila ia
mampu melakukannya.
• Kelompok
sebaya merupakan hiburan baginya.
10. Pertentangan atau pemberontakan
• Pada
umumnya ada pertentangan antara kemauan dirinya dan orang tuanya yang mengakibatkan
dirinya ingin bebas dari tekanan atau aturan-aturan orang tua, ingin mandiri
namun tetap tergantung pada orang tua karena belum berpenghasilan.
• Moralitas
gereja katolik dianggap kolot.
11. Sering berfantasi atau berkhayal
• Berfantasi
atau berkhayal merupakan akibat dari rasa tidak puas atas situasi keluarga dan lingkungan, yang
bersifat positif maupun negatif. Misalnya: khayalan yang bersifat positif dapat
muncul ide-ide baru; khayalan yang bersifat negatif memunculkan tindakan tindak
kekerasan
• Mereka
sering berhayal untuk mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh idolanya.
12. Sikap masih labil
• Mereka
belum punya prinsip atau pendirian yang kuat, masih suka ikut - ikutan teman.
13. Perubahan konsep moral
• Ingin membentuk
kode moral sendiri berdasarkan konsep tentang benar dan salah yang telah diubah
dan diperbaikinya agar sesuai dengan tingkat perkembangan yang lebih matang dan
yang telah di lengkapi dengan hukum-hukum dan peraturan-peraturan
yang dipelajari dari orangtua dan gurunya.
14. Memiliki potensi yang besar atau bakat
• Mereka
memandang kehidupan penuh dengan kaca mata idealisme.
• Cita-cita
mereka yang murni merupakan potensi yang besar.
v Problem yang mereka alami
1. Masalah dari diri sendiri
•
Bersekolah di sekolah yang bukan sekolah
pilihannya yang mengakibatkan mereka suka mbolos ( tidak menyukai
sekolahnya sendiri )
• Takut
gagal dan ditolak
• Malas
kerjakan tugas
• Tidak
bisa menerima diri sendiri
• Sering
mengalami frustasi
2. Masalah dalam lingkungan masyarakat
- · Pergaulan lingkungan yg kurang sehat
- Merasa tidak diterima atau di hargai di lingkungan atau masyarakat
- · Anggapan masyarakat yang negatif terhadap mereka
3. Masalah dalam keluarga
·
Orang tua sibuk sendiri sehingga kurang
perhatian dan kasih sayang.
·
Keluarga yang broken home.
·
Status keluarga atau pengakuan dari
keluarga kurang (untuk anak angkat atau anak tiri)
·
Anak tidak kerasan/tidak betah di rumah
·
Anak mencari kesenangan sendiri
·
Sering mencari jalan pintas
·
Kesenjangan generasi
·
Ingin lepas bebas tetapi masih
tergantung kepada orang tua(hal pendidikan, kebutuhan hidup)
·
Orang tua selalu bersikap otoriter
·
Pertentangan antara anak dan orang tua
sehingga terjadi jarak dan menghalangi mereka untuk meminta bantuan orang tua
untuk mengatasi masalah ( orang tua merasa diri sebagai orang yang
tua/berpengalaman bukan sebagai sahabat mendengarkan pendapat anak )
4. Masalah terhadap minat dan perilaku
seksualitas
• Mudahnya
memperoleh alat-alat kontrasepsi dan legalisasi pengguguran.
• Banyak
remaja berkencan dan mempunyai pasangan tetap lebih awal sehingga mereka
terlibat dalam keakraban seksual pada usia yang lebih muda dan bersenggama
sudah biasa bagi mereka yang mempunyai pasangan yang tetap.
• Hubungan
seks sebelum menikah dianggap “benar” apabila orang-orang yang terlibat saling
mencintai dan terikat( seks bebas ).
• Pendapat
laki-laki sekarang ini bahwa Keperawan bukanlah masalah yang penting dalam
pernikahan.
• Orang
tua seringkali menganggap tabu pembicaraan tentang seks sedangkan anak masanya
mengetahui dan merasa berhak tahu.
bagus, lanjutkan berkreasi dik
BalasHapus